Rabu, 29 Desember 2010

HOME



Eko Nurdiawan atau lebih akrab dipanggil Awan, lahir pada 18 April 1989 di sebuah dusun kecil bernama Jombok, yang berada di wilayah kecamatan Sukodadi kabupaten Lamongan. Dia juga tinggal di daerah tersebut hingga saat ini bersama orangtua dan saudaranya. Sebuah dusun yang seluruh warganya memeluk agama Islam, meskipun kebanyakan hanya Islam KTP. Oleh karena ia dilahirkan pada lingkungan Islam maka Awan pun memeluk agama Islam, meskipun masyarakat Islam di daerah kelahirannya tersebut masih abangan.
Pendidikan formal pertamanya dimulai dari TK Pembangunan I pada tahun 1993 hingga 1995 dan MI Ma’arif NU pada tahun 1995 hingga 2001, kedua sekolah itu berada di lingkungan desanya sendiri. Sewaktu di MI inilah doktrin Islam mulai diperolehnya, terutama Islam yang berhaluan ahlussunah waljama’ah ala NU. Ajaran Aswaja ini diperolehnya dari matapelajaran Aswaja dan ke-NU-an yang rutin diberikan setiap minggunya di madrasah tersebut, hingga akhirnya Awan menjadi yakin dengan apa yang dianutnya. Bahkan dia juga mengagumi para tokoh pendiri NU khususnya K.H. Hasyim Asy’ari. Oleh karena itu, Awan mempunyai cita-cita untuk meneruskan perjuangan beliau. Awan pun berkeinginan untuk melanjutkan sekolah dan nyantri di pondok pesantren Tebu Ireng Jombang setelah lulus MI.
Saat yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, Awan lulus dengan nilai tertinggi ke-dua di madrasah tersebut, akan tetapi keinginannya untuk nyantri di Tebu Ireng tidak kesampaian karena waktu itu orangtuanya, terutama ibunya, merasa berat dan tidak tega apabila buah hatinya tersebut harus merantau di usia yang masih dini, mungkin inilah rasa sayang yang kurang tepat dari orangtua. Akhirnya Awan melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Pucuk kabupaten Lamongan pada tahun 2001. Pergaulan di SMP membuatnya lupa akan keinginannya untuk mondok. Dan setelah lulus SMP pada tahun 2004 Awan kemudian melanjutkan pendidikan ke Madrasah Aliyah Negeri Babat.
Dari sinilah perjalanan hidupnya terasa lebih menggairahkan. Dimulai saat dia direkomendasikan oleh ketua IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) di desanya untuk mengikuti pelatihan yang diadakan oleh IPNU di tingkat Anak Cabang, yaitu Makesta (Masa Kesetiaan Anggota) pada tahun 2004 dan Lakmud (Pelatihan Kader Muda) pada tahun yang sama, setelah itu Awan mulai aktif di organisasi yang merupakan banom (badan otonom) NU tersebut hingga saat ini. Pada tahun 2005 Awan diberi amanat untuk menjadi ketua ranting IPNU di desanya selama dua tahun. Pada saat yang sama juga dia mendapat tanggungjawab untuk menjadi ketua OSIS MA Negeri babat. Selain itu dia juga aktif di beberapa ekstrakurikuler di sekolahnya, di antaranya Pramuka, Jurnalistik, Presenter, dan Teater. Sebelum lulus Madrasah Aliyah Awan pernah menjadi pembina pramuka di beberapa sekolah di kabupaten Lamongan.
Aktif diberbagai organisasi membuat Awan semakin banyak belajar, tentang bagimana cara bersosialisasi dan bermasyarakat. Kemampuan memimpinnya juga mulai berkembang dengan baik. Dan yang paling penting, dia jadi semakin memahami dirinya. Melalui IPNU Awan secara langsung dihadapkan pada problem-problem yang ada di masyarakat secara langsung, itulah yang membuat dia semakin dewasa dan bijak.
Setelah lulus dari MA Negeri Babat pada tahun 2007, Awan kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Meskipun saat itu banyak orang yang menyarankan agar dia kuliah di daerah kabupaten Lamongan saja karena biaya untuk kuliah di Malang sangat tinggi, maklum orangtuanya hanya bekerja sebagai buruh tani di desanya, tetapi Awan tetap bersih keras untuk melanjutkan kuliah di UIN Malang. Meskipun berasal dari kalangan bawah, dan orangtuanya yang hanya berprofesi sebagai buruh tani Awan tidak pernah rendah diri ataupun minder. Bahkan pada suatu ketika dia pernah diejek salah seorang temannya karena sepatu yang dipakainya sudah butut, dia tetap berlapang dada dan selalu bersabar.
Memilih program studi Pendidikan Agama Islam ternyata sangat tepat baginya. Dia menjadi semakin tahu bahwa betapa kurangnya dirinya akan ilmu, terutama ilmu agama. Awan jadi semakin termotivasi untuk terus belajar. Awan tidak pernah malu akan kekurangannya, bahkan dia bersyukur atas apa yang telah dikaruniakan Allah kepadanya dan selalu berusaha untuk memperbaiki diri. Setiap harinya Awan tidak pernah lepas dari buku, terutama buku-buku tentang motivasi telah dilahapnya. Dia bukan membaca huruf, melainkan benar-benar mengambil ilmu dari bacaanya. Semua itu membuat Awan semakin berkembang.
Karena seringnya membaca buku-buku, Awan secara intensif belajar menjadi seorang “pelatih” (trainer) di bidang pelejitan motivasi, terutama berkaitan dengan pembelajaran. Uniknya, meskipun telah beberapa kali Awan mengisi pelatihan-pelatihan dan seminar seminar sejak dua tahun yang lalu dia tidak ingin disebut sebagi “pengajar” atau “pelatih”, dia ingin dianggap saja sebagai “rekan” dalam berdialog. Bidang baru yang digelutinya ini semakin mengasah keterampilan menyampaikan sesuatu dan dalam membangkitkan semangat orang-orang yang diajarnya untuk terus mau belajar tentang hal-hal baru.
Pelatih sekaligus motivator yang dikaguminya adalah Tung Desem Waringin dan Mario Teguh, beberapa video dari keduanya telah ditonton dan diterpakan dalam kehidupannya. Awan juga menyukai buku-buku karya Hernowo, yang membantunya untuk dapat semakin mengenali dirinya sendiri dan tujuan hidupnya. Novel-novel karya Habiburrahman El Shirazy juga sangat dikaguminya lantaran banyak sekali hikmah dan pelajaran yang dapat diambil. Awan juga mengidolakan sosok Emha Ainun Nadjib, pemikiran-pemikiran beliau mampu membuatnya tersentuh dan berpikir optimis untuk terus meraih kehidupan yang lebih baik bagi diri dan negeri ini.
Kini, di rumah ataupun di mana saja, bila memungkinkan, dia senantiasa memuaskan kegemarannya menonton film dan mendengarkan musik. Kekayaan musik dari Sheila On 7 dan lantunan vokal Geisha merupakan dua di antara berbagai karya musik yang paling digemarinya. Deddy Mizwar adalah sutradara sekaligus aktor yang dikaguminya lantaran ide-ide cemerlangnya. Awan juga belajar banyak bagaimana memahami dan kemudian menyerap sebuah karakter dari para aktor dan aktris dari film yang ditontonnya.
Jenis olahraga yang sangat disukainya adalah sepakbola. Sejak kecil hingga saat ini sepakbola selalu dimainkannya minimal seminggu sekali. Dari olahraga inilah Awan juga belajar tentang bagaimana bekerjasama dengan orang lain, tentang berkomunikasi dengan kawan, dan yang tak kalah adalah belajar berlapang dada memerima kekalahan dan rendah hati meraih kemenangan. Kini, setiap pekan, dia tidak pernah melewatkan tontonan menggairahkan di ajang sepak bola. Liga Italia dan Liga Champions senantiasa ditunggu kemunculannya di televisi. Inter Milan adalah klub favoritnya, sedangkan di kancah lokal Persela Lamongan adalah tim kebanggaannya yang selalu diharapkan untuk memenangi setiap pertandingan yang dimainkan.
Awan ingin terus belajar dan belajar dalam berbagai hal di dunia ini, dan bertekad untuk membagikan apa yang telah dipelajarinya kepada semua orang. Dan cita-citanya adalah dia ingin bisa berguna dan memberikan manfaat bagi masyarakat, karena seperti sabda Nabi: “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar