Rabu, 29 Desember 2010

BERITA KHUSUS KUNJUNGAN

DISAMBUT HANGA OLEH PT TEMPRINA MEDIA GRAFIKA

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang khususnya mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam semester VII yang dibina oleh Khairul Anwar M. Pd mendapat kesempatan untuk berkunjung ke PT. Temprina Media Grafika yang bertempat di Pakisaji-Malang. Kunjungan tersebut merupakan hal yang luar biasa dan pengalaman yang berharga bagi para mahasiswa yang memiliki kesempatan tersebut.

Para mahasiswa disambut hangat oleh pihak PT Temprina. Setelah melakukan penyambutan manager PT Temprina kemudian menjelaskan tentang asal mula berdirinya PT. Temprina Media Grafika sampai memiliki banyak cabang dari Aceh sampai Papua. Di mana Malang sendiri merupakan paling bungsu di antara sembilan cabang yang didirikan yang berpusat di Surabaya. Selain dijelaskan tentang sejarah PT Temprina Media Grafika, beliau juga menyampaikan bahwa PT. Temprina Media Grafika tidak hanya mencetak koran saja, melainkan mencetak segala majalah, buku-buku mulai dari pendidikan sampai novel, dan lain-lain. PT. Temprina Media Grafika mendapatkan juga telah mendapatkan penghargaan ISO pada tahun 2007.

Setelah dijelaskan tentang sejarah dan berbagai hal tentang P PT. Temprina Media Grafika, para mahasiswa dipersilahkan melihat-lihat seluruh ruangan dan juga diberi kesempatan untuk bertanya tentang berbagai hal yang terkai. Setelah itu mahasiswa juga mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung proses pencetakan koran yang akan diterbitkan esok harinya.


Dalam melaksanakan proses percetakan, PT. Temprina Media Grafika memiliki peralatan yang menunjang percetakan segala macam koran, buku, novel, dan lain-lain, yakni dimulai dari sistem komputer yang menunjang diantaranya SCJJ (sistem cetak jarak jauh), CTP (Computer To Plate), CMS, CCP (Colour Control Profesional). Peralatan-peralatan tersebut sangat menunjang dalam mencetak, sehingga dalam mencetak suatu koran atau yang lainnya harus melalui proses tersebut. Dalam mencetak koran di butuhkan aluminiun sebanyak kurang lebih dalam sehari dibutuhkan 40 aluminium dan dipakai satu kali dalam proses percetakan, sebelumnya aluminium tersebut masuk keruang CCP (Colour control Profesional) yang dimana untuk memasang aluminium di silinder mesin master. Mencetak koran yang banyak yakni dengan bantuan aluminium yang dimana satu koran di tempelkan ke aluminium selanjutnya dicetak banyak di kertas, koran yang telah dicetak masuk ke mesin pemotong. Urutan mulai percetakan yakni warnanya hitam, biru, kuning, merah yang masuk ke unit folder dan mesin yang bekerja dalam proses percetakan sebanyak lima mesin, urutan-urutan warna tersebut merupakan proses awal percetakan. Dan apabila adanya percetakan jarak jauh maka lewat internet. Berita yang ada Malang ini hanya untuk wilayah Malang sehingga dalam peliputannya hanya untuk Malang dan tidak sampai keluar dari Malang. Kesalahan pertama kali cetak sampai kurang lebih 100-150 kg, adapun ada gangguan mesin sebanyak kurang lebih 500 kg. Kertas-kertas tersebut akan diolah lagi menjadi kertas putih lagi, untuk di cetak kembali. Waktu di mulai mencetak yakni jam 11.00 WIB malam dan selesai sekitar jam 02.00 WIB malam.

Kecepatan mesin cetak yakni 40.000 km/jam dalam kurung waktu satu jam mencetak sebanyak 40.000 koran. Disini hanya khusus mencetak berita Radar Malang dan olahraga saja, sedangkan Jawa Pos di cetak di Surabaya dan bertemunya koran atau kumpulnya koran tersebut di Lawang-Malang pada jam 03.30 WIB pagi. Koran yang dicetak itu sesuai dengan pesanan dari agen-agen. Adapun surat jalan yakni untuk mengantarkan ke agen-agen sesuai pesanan dan harus berada di tangan agen jam 06.30 WIB pagi.


PENGALAMAN BELAJAR DI RADAR MALANG

Seorang wartawan harus memiliki skill dalam bidang kewartawanan sebagai kunci untuk menjadi seorang wartawan. Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik dan memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas, serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik, diantaranya yakni :

1.Pasal 1 : Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
2.Pasal 2 :Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
3.Pasal 3 : Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
4.Pasal 4 : Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
5.Pasal 5 : Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
6.Pasal 6 : Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
7.Pasal 7 : Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.
8.Pasal 8 : Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
9.Pasal 9 : Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
10.Pasal 10 : Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
11.Pasal 11 : Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
12.Pasal 12 : Wartawan tidak boleh plagiat (copy paste).

Dalam tata cara mencari sebuah berita seorang wartawan harus memperhatikan 5W + 1H, dimana itu merupakan kunci untuk mencari sebuah berita. Dalam mencari sebuah masalah sangatlah sulit karena tidak singkron karena tidak mudah untuk mencari sebuah pertanyaan / permasalahan. Seorang penulis harian selalu berpikir untuk mencari kata What, karena harus menunggu sebuah moment / peristiwa yang telah terjadi. Seorang wartawan kuncinya adalah relasi yaitu modal sebagai seorang wartawan untuk mencari berita. Sedangkan untuk mencari kata Who, seorang wartawan harus mempunyai seni berwawancara, karena susah dalam mencari kata Who, yakni seorang wartawan harus lebih keras lagi dalam mencari data, karena ini berhubungan dengan siapakah pelakunya, siapakah yang menjadi korban, dan lain sebagainya. Dalam mencari data tentang How, seorang wartawan harus lebih bekerja keras lagi, apabila data itu sulit untuk di cari maka solusinya mencari data ke polri, karena lebih praktis dan mudah. Dengan catatan dalam mencari data ke kantor polisi haruslah jelas, karena di khawatirkan adanya kesalahan (lapcap). Seorang wartawan harus mencari narasumber minimal tiga narasumber yang harus digali lagi. Dalam mencari kata When, seorang wartawan harus mencari beriat langsung (Streigh News), uyang dimana kejadian tersebut kapan telah terjadi sebuah peristiwa. Misalnya kapan terjadinya gunung merapi meletus? Dan lain sebagianya.
Seorang wartawan harus memiliki lima berita. Dan seorang wartawan sudah mempunyai tugas sendiri-sendiri yakni ada 13 wartawan yang sudah sesuai dengan bidangnya, misalnya da yang mencari di bidang politik, olahraga, sosial, dan lain sebaginya. Sesudah menemukan berita kemudian dibawa kepercetakan pada jam 11 malam. Selanjutnya berita tersebut di lay out atau berita yang sudah editan, aturanyya yakni berita tersebut dipilah-pilah terlebih dahulu, mana yang menarik untuk dijadikan berita utama sesuadah itu di pilah lagi ke HL (Head Line).
Ketika seorang wartawan mempunyai kesalahan dalam meliput berita atau kesalahan dalam memberikan informasi yang dimana sampai telah melanggar kode etik jurnalistik yang sampai adanya gugatan dari narasumber maupun korban, maka yang hadir di hadapan hukum atau persidangan adalah pimpinan redaksi. Karena seorang pemimpin redaksi memegang tanggung jawab yang lebih besar dalam peliputan berita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar